Kamis, 26 Desember 2013



PT Aerofood ACS Indonesia Yogyakarta merupakan anak perusahaan dari perusahaan penerbangan  Garuda Indonesia. Aerofood ACS Indonesia Yogyakarta salah satu jenis industri jasa boga ( memenuhi kebutuhan pelayanan makanan dan minuman) yang melayani kebutuhan alat angkutan  umum lokal  dan pesawat udara. Industri ini berlokasi di Jl. Arteri No. 38 Ringroad Utara Maguwoharjo Depok, Sleman, Yogyakarta. Aerofood ACS Yogyakarta adalah salah satu jasa catering yang terbaik di Indonesia.
1.               Komoditas yang dihasilkan
Komoditas yang dihasilkan oleh PT. ACS Indonesia Yogyakarta adalah makanan siap saji baik makanan ringan maupun berat, diantaranya :
·         Roti dengan aneka isi (rica – rica , beef  bolognise , keju , bakso , kare , chicken bun ).
·         Puff, dengan isi daging tuna kaleng
·         Cake , Cake yang diproduksi diantaranya muffin, stawberry cheese cake, banana swiss maker, peach muffin cake,dll.
·         Pai ,Terdapat 2 jenis pai yang di hasilkan yaitu fruit tarlet dan kiwi tarlet,
·         Quiche , Quiche terbuat dari tepung , telur , butcher , kemudian disi ( beef rending / chicken corn/ vegetable mix),
2.               Ketenaga kerjaan
Karyawan PT.Aerofood Yogyakarta tersebar diberbagai department dengan tingkat pendidikan yang beragam, terbagi dalam karyawan  bagian produksi, administrasi, operation, handing , equipment , housekeeping dan engginering   
3.               Penanganan Quality Control
Dalam menjaga kualitas produk PT Aerofood menerapkan prosedur  HACCP dan keamanan pangan, prosedur tersebut di koordinir oleh staf quality control bekerja sama dengan bagian produksi.
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu mulai dari pemilihan bahan baku sampai produk  jadi. Terdapat beberapa titik kritis yang harus diperhatikan daam menjaga kuaitas produk yang dihasikan yaitu :
1.                Bahan baku.
Bahan baku yang diterima harus dicheck kadaluarsanya, fisiknnya , kebersihan kemasan, kebersihan alat transportasi bagian dalam, , setiap bahan baku  tersebut mempunyai criteria  / standar dalam penerimaan sebagai berikut :
·         freezer food pengecekan alat transportasi (bagian dalam ) kebersihanya  , suhu bahan  harus  -80C s/d -180C jika tidak mencapai atau ada tanda – tanda thawing pada bahan ditolak , setelah itu bahan langsung dimasukkan dalam freezer.contohnya daging
·         Chiller food suhu penerimaan  50C atau kurang , jika suhu penerimaan lebih dari 80C maka di tolak , bahan kemudian dimasukkan kedalam chiller secepatnya.contohnya keju, susu.
·         Vegetable and fruits Untuk penerimaan sayur dan buah – buahan masing – masing beda jika tidak sesuai dengan standar maka bahan langsung ditolak  ,contoh : Nanas panjang 22 – 25 cm,diameter 11 – 13 cm , warna kulit hijau kekuningan, warna daun hijau , warna isi  kuning, kondisi matang , berat 0,75 – 1 kg,  rasa manis.
2.       Suhu Penyimpanan 
Suhu penyimpanan  freezer dan chiller harus selalu dicheck , pengecekan  dilakukan setiap hari 3 kali , titik kritis daam hal ini adaah:
·         Suhu chiller
Suhu chiller 0 s/d 50C jika Antara 5 s/d  80C  perbaiki chiller ,Lebih dari 80C perbaiki chiller dan check suhu produk , Jika suhu produk  kurang dari 80C diterima  Jika suhu produk lebih dari 80C  pindahkan produk ke chiller
·         Suhu freezer
Suhu freezer harus -180C s/d -350C Tidak mencapai -180C perbaiki freezer + check produk , Tidak ada tanda thawing pada bahan ,Ada tanda thawing ( lunak ) pindahkan ke freezer lain , jika bahan Permukaannya  lembek ® segera dimasak
3.       Proses produksi
Titik kritis pada proses produksi yaitu  thawing dengan suhu ruangan thawing maks 100C , Permukaan produk  maks 80C, seteah proses produksi dilakukan pengecheckan suhu makanan.
4.       Portioning
Temperature ruangan portioning 150C s/d 210C , Lama pemorsian  maksimal 45 menit,Suhu makanan maksimal 150C , jika  Waktu pemorsian  lebih dari  45 menit check suhu makanan  ,Jika suhu makanan  > 150C maka di buangan  Jika suhu makanan kurang dari 150C masukkan kembali ke chiller
5.       Operational pre- requisite program (OPRP) (holding room )
Food temperature at dispatch, Batas kritis : Dalam holding room  maksimal 50C jika Lebih dari 50C ditambahkan dry ice Makanan dikeluarkan dari holding room maks 3 jam sebelum ETD (estimate time departure).
4.               Recruitment Tenaga Kerja
Penempatan karyawan dari pihak HO, kemudian  HO akan menempatkan karyawan pusat pada unit- unit perusahaan yang membutuhkan karyawan dibagian tertentu.Pengangkatan karyawan dari kerja sama antara perusahaan dengan penyedia layanan tenaga outsearcing , perusahaan akan memberikan persyaratan kepada penyedia tenaga outsearcing yang kemudian untuk dijadikan persyaratan karyawan di PT Aerofood ACS Yogyakarta  .
5.                Penanganan limbah
Jenis limbah Dan Bentuk limbah
Terdapat dua jenis limbah, yaitu limbah padat dan limbah cair.Limbah di PT.Aerofood Yogyakarta berupa limbah sisa sayuran dan buah – buahan, plastik kemas, dan sisa – sisa lelesan roti atau sisa adonan.Adapun bentuk limbah cair adalah air sisa kebersihan lingkungan seperti air bekas mengepel lantai, mencuci alat, dan air untuk mencuci buah serta sayuran.Untuk penanganan limbah itu sendiri, ada 2 macam :
1.         Penanganan limbah padat
Penanganan limbah padat, adalah limbah tersebut yang diambil dari tempat sampah oleh Houskeeping, kemudian dibawa ke tempat pembakaran sampah untuk dibakar dengan cara manual.
2.         Penanganan limbah cair
Untuk penanganan limbah cair, pihak PT. Aerofood Yogyakarta menjual limbahnya kepada pihak   penyedotan limbah cair dari luar ,yang biasanya dilakukan 1 bulan sekali . Pada proses ini, bagian engineering juga ikut berpartisipasi dalam penyedotan limbah cair yang dimana akan digunakan alat – alat pembersihan.






Template by:

Free Blog Templates